searang udah semester 5, ambil konsentrasi Public Relations (PR) / humas. jadi mungkin nanti sering update tentang yang berkaitan dengan PR.
cek this out!!!
ini adalah tugas dari mata kuliah "Political Marketing", yang diampu oleh dosen Hubungan International bapak Takdir Ali Mukti, S.Sos., M. Si., yang asik binggo!!! keluar dari ruang kuliah otak kita dipenuhi dengan berbagai informasi yang sangat menarik buat kita ceritain ke temen2 lain. yeeeah... serasa tau segalanya kalo abis kelar kuliah bapak takdir :)
this is!!!
GOLKAR, PDIP,
GERNDRA
1. Apa
ideologi partai tersebut?
2. Bandingkan
kandidat dari partai tersebut?
3. Progam
dari kandidat atau partai?
Secara garis
besar ideologi partai politik di Indonesia hanya ada 2. Yaitu, nasionalis/
pancasila dan islamis.
GOLKAR, PDIP,
GERINDRA termasuk ke dalam ideologi nasionalis / pancasila. Yang membedakan
disini hanya visi misi dari masing-masing partai. Dan juga yang paling
berpengaruh adalah tokoh yang diangkat dari partai tersebut. Tetapi ideologi
tertulis para partai politik sering kali tidak sejalan dengan aktifitas politik
mereka.
GOLKAR
digolongkan sebagai partai nasionalis yang berideologi resmi “Pancasila” (Pasal
5 AD GOLKAR). Tetapi dilihat dari aktifitasnya yang “Quid pro Quo”, partai ini
berideologi liberal karena seluruh aktifitas politiknya adalah transaksional,
siapa-dapat-apa. Golkar tidak memiliki tokoh sentral yang kuat, karena di dalamnya
terbagi atas faksi-faksi yang masing0masing mencoba ‘merebut’ kursi
kepeminpinan partai. Begitupun dengan arena politik yang dimainkan cukup sempit
dan cenderung mencari titik aman.
PDIP merupakan
partai Nasionalis-Marhaenisme. Walaupun pada anggaran dasarnya berideologi “Pancasila sebagaimana termaktub dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sesuai jiwa
dan semangat lahirnya pada 1 Juni 1945” (Pasal 5 ayat 1 AD PDI-P), PDI-P masih
menunjukan dalam dirinya bahwa masih adanya sifat-sifat Marhaenisme dalam
aktifitas politiknya. Karena pada anggaran dasar PDI-P mencantumkan jati diri
berupa “Kebangsaan Kerakyatan dan Keadailan Sosial” (Pasal 5 Ayat 2 AD PDI-P). Tokoh
sentral partai inipun haruslah keturunan dari Soekarno yang menjadi simbol dan
penerus Marhaenisme. Akan tetapi tidak semua tokoh-tokoh yang berada dalam
partai ini berideologi marhaenisme. Adapula dari mereka yang berlatar belakang
liberal. Hal ini terjadi karena PDI-P bersifat terbuka.
GERINDRA adalah
partai nasionalis yang secara resmi berideologi “Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945” (Pasal 5 AD GERINDRA). Cara pandang, sikap dan langkah-langkah yang
diambil sangat mirip dengan gaya partai boneka dimasa lalu, yang tidak
mencerminkan adanya ideologi. Bahkan partai sangat bergantung pada tokoh
sentralnya. Segala kebijakan dan keputusan berada di tokoh sentral semata,
bukan di partainya.
Aburizal Bakrie: Seorang warga sipil
(warga biasa) yang berwirausaha dengan pemikiran kreatifnya dan blak-blakan
dalam mengekspresikan diri. ARB punya peluang besar dalam bakal capres, tetapi
sayangnya dia lupa dengan kasus lumpur lapindo yang saat ini masih banyak
dibicarakan orang. Sosok yang dapat meyakinkan orang lain untuk mengikuti
arahannya. Namun, ia masih membutuh panutan.
Program:
-
Sekolah gratis 12 tahun hingga lulus SMA
-
Berobat gratis
-
Mengangarkan Rp. 1,2 Miliar dari APBD untuk
setiap desa di Indonesia
Joko Widodo: Seorang warga sipil (warga
biasa) yang mengawali karir di bidang mebel. Mengutamakan perdamaian dan
diplomasi. Sosok yang mau mendengarkan orang lain, dia bersama rakyat
memikirkan solusi permasalahan.
Program:
-
Indonesia sehat dan cerdas yang lebih diutamkan
untuk masyarakat Indonesia di pedalaman
-
Infrastuktur vital, yaitu jalan berada di titik
nadi di pulau-pulau
-
Revolusi mental
Prabowo Subianto: Berlatar belakang
sebagai mantan anggota prajurit TNI yang sudah tidak asing dengan dunia militer
menjadikan sosok Prabowo yang tegas. Menggunakan cara komando, gagasan dia
harus masuk ke orang banyak. Dia memobilisasi masa untuk menerapkan idenya.
Mirip orde baru.
Program:
-
Membangun perekonomian yang kuat, berdaulat, adil
dan makmur
-
Melaksanakan ekonomi kerakyatan
-
Membangun kembali kedaulatan pangan, energi dan
sumber daya alam
-
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan
melaksanakan reformasi pendidikan
- Meningkatkan kualitas pembangunan sosial melalui
program kesehatan, sosial, agama, budaya dan olahraga
-
Mempercepat pembangunan infrastuktur
-
Menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup
-
Melayani pemerintahan yang melindungi rakyat,
bebas korupsi, dan efektif melayani
0 comments:
Post a Comment